Thursday, 2 April 2015

MENJADI GURU HUMORIS YANG DISUKAI SISWA


Setiap guru memiliki cara mengajar yang berbeda-beda. Ada yang sangat serius tanpa rasa humor, dan ada pula yang sangat humoris. Bila kita tanya kepada siswa, tipe guru manakah yang menjadi favorit mereka, tentu jawabannya adalah guru yang mengajar dengan penuh humor. Walaupun terdapat nuansa humornya tetapi tetap tidak menghilangkan nuansa keseriusan dan kedisiplinannya. Kondisi demikian justru dapat menjadikan proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.
Manfaat humor dalam mengajar
 Proses belajar mengajar menjadi lebih fun, lebih asyik dan tidak mudah bosan
Guru yang mengajar dengan penuh ceria dan canda akan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, rileks dan tidak kaku. Hal ini memberikan nilai positif karena siswa bisa lebih enjoy, tidak merasa takut atau tertekan. Bahkan mereka menjadi lebih berani untuk mengeluarkan ide dan pendapatnya. Sedangkan bagi guru, ia akan lebih mudah untuk merespon dengan penuh empati serta menghargai semua ide dan pendapat siswa-siswanya
Terjalin komunikasi dan keakraban antara siswa dengan guru
Suasana yang sebelumnya tegang, menakutkan dan bahkan mencemaskan, dengan selingan humor semuanya akan kembali cair, bersahabat dan siswa akan kembali bergairah. Ketika guru melakukan humor, telah menunjukkan bahwa guru secara tidak langsung telah membuka suasana keterbukaan antar warga dikelasnya. Baik itu antara guru dengan siswa maupun antara siswa dengan siswa.
 Menjadikan otak sehat dan segar
Ditengah-tengah pembelajaran, guru dapat menyisipkan humor-humor ringan yang menjadikan semua tertawa. Kalau siswa bisa tertawa artinya kita telah membantu menghilangkan sekat-sekat psikologis yang bisa menghambat pembelajaran, seperti malu, takut, tertekan, dan semacamnya. Secara fisik tertawa juga akan mengendorkan otot-otot penting yang berhubungan dengan sel-sel otak. Tertawa bisa menjadikan otak kita segar dan sehat.
Meningkatkan prestasi siswa
Sebanyak apapun informasi pengetahuan yang disampaikan dengan monoton dan menegangkan, tanpa dihiasi dengan rasa humor hanya akan membuat beban bagi siswa, suasana kelasnya akan kurang bergairah, lesu dan tertekan. Kondisi demikian menyebabkan siswa sulit untuk memahami materi yang disampaikan oleh gurunya.
Sedangkan bila proses pembelajaran dapat menghadirkan suasana yang menyenangkan bagi siswa, kelas yang penuh keterbukaan, akrab maka gairah belajar akan lebih tinggi sehingga siswa akan lebih mudah mengingat dan memahami suatu materi pelajaran.
Cara membangun rasa humor
Humor dalam pembelajaran dapat dilakukan guru dengan menggunakan sisipan kata-kata, bahasa, gambar, anekdot, cerita singkat, kartun, karikatur, peristiwa sosial, pengalaman hidup, lelucon atau plesetan yang dapat merangsang terciptanya suasana riang, rileks dan menyenangkan dalam pembelajaran yang mampu menggelitik siswa untuk tertawa.
Namun demikian, sebaiknya humor tidak dilakukan secara kebablasan. Upayakan agar humor-humor yang diciptakan berkaitan dengan materi yang sedang dipalajari, tetapi jika pun tidak, kita bisa melakukan rasionalisasi bagaimana agar humor tersebut berkaitan. Jadi humornya bukan berbentuk lawakan yang terkadang menyangkut pribadi seseorang, politik, sara dan pornografi yang kurang bermanfaat.
Ada beberapa langkah untuk membangun rasa humor :
1.      Sempatkan untuk menonton film humor
2.      Carilah buku yang berisi lelucon untuk kemudian diceritakan kembali kepada siswa
3.      Carilah sisi-sisi pengalaman hidup yang termasuk lucu untuk diceritakan pada siswa
4.      Kumpulkan poster-poster atau kalimat-kalimat lucu
 Waktu yang tepat untuk humor
Hal yang harus diperhatikan bila seorang guru ingin menyelipkan humor yaitu dengan memperhatikan waktu yang tepat. Jangan sampai karena terlalu asyik dengan humornya, kelas justru akan menjadi gaduh, materi tidak tersampaikan dan tujuan pembelajaran tidak tercapai. Waktu yang tepat untuk menggunakan humor dalam pembelajaran dibagi menjadi tiga kesempatan yakni perkenalan awal, saat jeda strategis, dan di akhir sesi pembelajaran.
Oleh karena itu, humor yang dibingkai secara tepat sesuai dengan kondisi kultur dan emosional pembelajar akan menjadi alternatif strategi belajar yang jitu dan sangat menyenangkan demi mewujudkan tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Referensi :
Rudi Hartono. Ragam Mengajar yang Mudah Diterima Murid. Jogjakarta : Diva Press. 2013
http://guraru.org/guruberbagi/menciptakan_suasana_yang_kondusif_dan_menyenangkan_dalam_proses_belajar_mengajar_dengan_humor/
http://media.kompasiana.com/buku/2013/04/05/belajar-mengajar-butuh-humor-bukan-horor–543116.html
http://mengajarmenyenangkan.blogspot.com/2011/12/tips-mengajar-menyenangkan.html

No comments:

Post a Comment