Tuesday, 7 April 2015

JOKOWI, LAGI TIDAK DIPAHAMI, ATAU LAGI DIKERJAI


Presiden Jokowi tiba-tiba tampak geram saat ditanya soal Perpres No 39/2015 yang menaikkan tunjangan mobil pejabat negara. "Bukan masalah kecolongan. Harusnya setiap hal yang berkaitan dengan uang negara yang banyak mestinya disampaikan dalam rapat terbatas atau rapat kabinet. Tidak lantas disorong-sorong seperti ini," ujarnya di Bandara Soekarno-Hatta, Minggu (5/4) lalu.

Menurut Jokowi sekarang bukanlah saat yang tepat untuk menaikkan fasilitas pejabat negara: pertama, karena kondisi ekonomi; kedua, dari sisi keadilan; dan ketiga, sisi (harga) BBM. Jokowi mengaku menandatangani perpres tersebut, tetapi dia tidak tahu isi detilnya. Mestinya menteri menjelaskan isinya sehingga dirinya tidak perlu menandatangani kebijakan yang mencederai rasa keadilan rakyat.

Ini bukan pertama kali Presiden Jokowi mengungkapkan kecewa atau amarah kepada anak buahnya di hadapan publik. Dia kesal karena tidak dilapori harga beras telah turun. Jokowi juga minta agar Menkumham tidak meneruskan rencana memberikan remisi terpidana koruptor. Malah, pada bulan pertama berkuasa, Jokowi sudah menunjukkan jengkelnya kepada pimpinan TNI karena dia harus memberi perintah sampai tiga kali untuk menenggelamkan kapal asing ilegal.

Jika demikian, apa sesungguhnya yang terjadi? Ada beberapa kemungkinan.

Kemungkinan pertama, visi, misi, dan program atau Nawa Cita Jokowi sebenarnya belum dipahami benar oleh anak buahnya, khususnya para menteri. Maklum, sebagian besar menteri tidak terlibat dalam penyusunannya. Tentu mereka sudah baca teks Nawa Cita, tetapi pemikiran di balik rumusannya belum tertangkap. Akibatnya banyak menteri yang tidak tahu harus berbuat apa. Padahal Kabinet Kerja adalah kabinet yang harus bekerja, ada atau tidak ada perintah dari presiden.

Kemungkinan kedua, para menteri sesungguhnya tidak hanya menjalankan perintah presiden, tapi juga menjalankan agenda orang-orang yang menjadikannya menteri. Hanya ada beberapa menteri yang ditunjuk sendiri oleh Jokowi, sebagaian besar lainnya disorongkan para patron: Megawati (PDIP), Muhaimin (PKB), Surya Paloh (Nasdem) Wiranto (Partai Hanura), Jusuf Kalla (wakil presiden), dan Hendro Priyono (mantan tim kampanye). Jika perintah Jokowi dan para bokir seiring sejalan, tentu positif, tapi jika berbeda maka kemandegan atau kekacauan yang terjadi.

Kemungkinan ketiga, sebagai tim yang baru bekerja selama enam bulan, Presiden Jokowi, Wakil Presiden Jusuf Kalla dan para menteri sesungguhnya sedang saling mempelajari bagaimana tim inti pemerintahan nasional ini bekerja. Hanya beberapa menteri saja yang pernah kerja bersama Jokowi dan Jusuf Kalla. Bahkan Jokowi dan Jusuf Kalla pun tampak sedang saling menyesuaikan. Dalam situasi seperti ini, bisa dimengerti jika di sana sini terjadi salah pengertian dan salah tindakan.

Kemungkinan keempat, Jokowi sedang belajar jadi presiden, belajar jadi pengendali pemerintahan nasional. Dalam hal ini pengalaman jadi walikota dan gubernur memang tidak cukup. Pada tingkat nasional, tidak hanya volume pekerjaan yang lebih besar, tetapi pemainnya juga lebih banyak. Para patron politik adalah pemain yang tampak, tetapi jangan dilupakan pemain yang tidak tampak: pengusaha besar dan raja preman. Sambil belajar jadi presiden, Jokowi bisa membuat peta politik dan bisnis, sehingga kelak takkan segan bertindak galak: memecat mereka yang tidak loyal, tidak perform, dan tidak punya integritas.

Mungkin saja masih ada kemungkinan lain. Tapi empat kemungkinan itulah yang bisa kita baca dari penampilan atau tepatnya kesemrawutan pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla yang baru beru berusia enam bulan ini. Empat kemungkinan itu tidak ada yang paling menonjol, dan bisa saja terjadi hampir bersamaan waktu. Hanya saja, kemungkinan keempat, boleh dibilang lebih merupakan harapan daripada kenyataan. Namun kenyataan yang diharapkan itu bukan tanpa preseden. 

Pertama, pada saat semua pimpinan partai berkumpul di Solo tempo hari, dan mendesaknya agar melantik Budi Gunawan, besoknya Jokowi justru membatalkan pelantikan yang bersangkutan. Kedua, pada saat Megawati dan Jusuf Kalla menunjukkan ketidaksukaannya terhadap pelantikan Luhut Pangaribuan menjadi pejabat di Istana, Jokowi justru melantiknya menjadi kepala staf kepresidenan. Dan ketiga, pada saat menjadi walikota dan gubernur, Jokowi kerap sekali memecat orang-orang yang kinerja dan lakuknya buruk. Dalam hal ini Gubernur Ahok pun mengakui, Jokowi lebih tegas dan tega memecat orang daripada dirinya.

Pertanyaannya, apakah Jokowi masih butuh waktu untuk menjalankan visi misinya sendiri dan bertindak tegas terhadap para pejabat yang tidak perform dan tidak loyal? Jika waktu enam bulan belum dianggap cukup, maka benar sangkaan para lawan politiknya: dia bukan pemimpin nasional, tapi hanya lokalan. Untuk memastikan hal itu cukup dengan melihat perkembangan Polri dengan satu pertanyaan: apakah Jokowi bisa menertibkan Mabes Polri setelah Komjen Badrotin Haiti resmi menjadi Kapolri nanti? Jika perintahnya agar polisi tidak melakukan kriminalisasi tetap diabaikan, itu berarti Jokowi memang kelasnya masih lokalan.(Merdeka, 7 April 2015)

EKSPEDISI DANAU HABEMA, KABUPATEN JAYAWIJAYA




Salam kenal kawan,…

Kali ini aku akan berbagi pengalaman saat liburan di Danau Habema yang ada di kota kecil di pegunungan tengah Papua tepatnya di kota Wamena, Jayawijaya.
Pagi itu ...sabtu, 7 Juni 2014…aku bertemu mas Agung SM3T UM dan Udin SM3T Unnesa di masjid wamena, ya biasalah karena di wamena tidak punya tempat tinggal tetap jadi tidur bisa di masjid dan kadang di sekolah teman..hee… nah saat itulah aq tanya mereka mau kemana kok pada persiapan gitu…eh ternyata pada mau ke Danau Habema dengan kawan  - kawan Universitas Negeri Malang. Pada saat itulah aq ditawari untuk ikut berwisata, tanpa berpikir panjang aku langsung mengiyakan, karena sudah lama sekali sejak datang di wamena merencanakan kesana tapi belum terlaksana..wuuhh…begituu gembiranya aku….
“Mas Agung bilang “ Tapi harus konfirmasi dulu sama ketua rombongan sebut saja  mas drajad SM3T UM, takutnya kuota di mobil sudah penuh.  Setelah konfirmasi ternyata masih ada kuota tersisa…dan aq senang sekali..hee..
Aku pun langsung bergegas untuk persiapan, kembali kerumah mengambil perlengkapan terutama jaket dan kamera. Padahal kondisi kesehatan aku belum fit karena habis perjalanan dari Kabupaten Lannyjaya…..
Kembalinya dirumah aku ijin sama bu Tri dan Pak Sur…singkat cerita : karena beliaulah yang menolong kami dari kawan Unnes yang tak punya tempat tinggal bisa tidur nyaman di tanah rantau Papua. Mungkin ada seminggu lebih kami terkatung – katung harus tinggal dimana karena rumah yang biasa kami tinggali digunakan untuk acara duka hampir 2 mingguan lebih. Disanalah sebelum kembali ke Kabupaten yahukimo kami bertempat tinggal. Sungguh luar biasa jiwa beliau yang menolong kami karena tak hanya tempat tinggal, makanpun diberikan tanpa meminta imbalan apapun...…setidaknya sebulan lebih kami tinggal, persisnya sebelum puasa ramadhan dan sampai perayaan Idul Fitri….semoga Allah membalas segala kebaikan Beliau dan di mudahkan segala urusannya..amin..
Kembali ke topik awal….setelah meminta ijin kemudian aku diantar sama mas Barok untuk menuju ke sekolah Yapis wamena.  Aku bertemu dengan kawan – kawan baru lagi dari SM3T UM yang sebelumnya belum kenal menjadi saling kenal…disitulah aq tambah bersemangat …..selalu ada kawan dimana bumi di pijak..heee…
Setelah berkumpul semua, kami langsung cap cus naik mobil strada yang ada di depan kami untuk menuju Danau habema…
Petualanganpun segera di mulai..hee…jarak yang kami tempuh kira – kira 2 jam.  Di situ kami sambil bersendau gurau dan bernyanyi ria saat perjalanan, keakrabanpun semakin terjalin….
Perjalanan pertama akan melewati beberapa desa….kemudian jalanan hutan yang menanjak., perlu mobil yang norma seperti strada untuk menuju Habema, karena jalan yang banyak tanjakan dan jurang…kalau mobil biasa bisa tidak kuat dan akan mundur kebelakang…hutan yang aku lihat sepanjang perjalanan sudah mulai dirusak oleh masyarakat setempat untuk sekedar di jual kayunya kekota sebagai penghasilan mereka sehari - hari. Tak terasa sudah hampir sampai ke danau Habema setelah pemandangan demi pemandangan menelusuri hutan papua kami jalani.  Akhirnya sampai juga di Danau Habema di puncak Trikora pegunungan Jayawijaya..hee..

Pemandangan danau yang sangat indah, dipadukan kondisi alam sekitar yang seperti gurun, dan bebatuan dimana puncak gunung es satu- satunya di Indonesia yaitu Puncak Trikora bisa terlihat jelas dari Danu Habema.

“Menurut informasi yang saya baca” Danau dengan luas 224.35 ha dengan keliling sepanjang 9.79Km berada di ketingian 3225mdpl. Danau tertinggi di Indonesia ini diambil dari nama seoang perwira Belanda yang bernama Letna Habema. Dia bertugas untuk mengawasi detasemen militer pada ekspedisi Lorentz tahun 1909. Ekspedisi ini bertujuan untuk mendaki Gunung Trikora.
Dari pinggir danau, mata bisa luas dan sepuasnya memandang. Dari sini kita bisa melihat puncak Gunung Trikora 4.750 meter  adalah salah satu puncak dari pegunungan Jayawijaya. Gunung ini menjadi yang ketiga tertingi di Indonesia setelah puncak jaya dan mandala.
Setelah kami turun dari mobil, segera berfoto – foto untuk mengabadikan segala moment yang ada… kamipun menuju danau dengan berjalan kaki. Dari jalan raya menuju Danau Habema bisa dicapai kurang lebih 10 menit dengan berjalan kaki. Kondisi tanah yang gambut dan lembek membuat kami terkadang terjebak dalam lumpur dan kaki bisa masuk dalam lumpur sampai separo..jadi kami harus selalu berhati – hati saat berjalan kaki. Tak lama kemudian sampailah di danau Habema…sungguh luar biasa kami semua bisa menikmati indahnya alam Papua melalui danau habema ini….dari dekat akan terlihat lebih detail dan bagus…

Melihat kejernihan danau, kami langsung terpikat untuk masuk kedalam air, sekedar berfoto dan berendam..hee..biarpun terkadang kami takut karena tak sembarangan orang boleh masuk kedalam air disana..kami sangat beruntung karena tidak ada yang menjaga, sehingga sangat leluasa untuk bermain di dalam air….
Setelah puas berfoto – foto kamipun segera kembali pulang ke kota Wamena lagi ..biaya ke Danau habema kira - kira sekitar 250 ribu per orang dari 12 anggota yang ikut….mungkin hanya itu yang dapat saya bagikan..semoga bermanfaat untuk indahnya berbagi pengalaman…..


Thursday, 2 April 2015

MENJADI GURU HUMORIS YANG DISUKAI SISWA


Setiap guru memiliki cara mengajar yang berbeda-beda. Ada yang sangat serius tanpa rasa humor, dan ada pula yang sangat humoris. Bila kita tanya kepada siswa, tipe guru manakah yang menjadi favorit mereka, tentu jawabannya adalah guru yang mengajar dengan penuh humor. Walaupun terdapat nuansa humornya tetapi tetap tidak menghilangkan nuansa keseriusan dan kedisiplinannya. Kondisi demikian justru dapat menjadikan proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.
Manfaat humor dalam mengajar
 Proses belajar mengajar menjadi lebih fun, lebih asyik dan tidak mudah bosan
Guru yang mengajar dengan penuh ceria dan canda akan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, rileks dan tidak kaku. Hal ini memberikan nilai positif karena siswa bisa lebih enjoy, tidak merasa takut atau tertekan. Bahkan mereka menjadi lebih berani untuk mengeluarkan ide dan pendapatnya. Sedangkan bagi guru, ia akan lebih mudah untuk merespon dengan penuh empati serta menghargai semua ide dan pendapat siswa-siswanya
Terjalin komunikasi dan keakraban antara siswa dengan guru
Suasana yang sebelumnya tegang, menakutkan dan bahkan mencemaskan, dengan selingan humor semuanya akan kembali cair, bersahabat dan siswa akan kembali bergairah. Ketika guru melakukan humor, telah menunjukkan bahwa guru secara tidak langsung telah membuka suasana keterbukaan antar warga dikelasnya. Baik itu antara guru dengan siswa maupun antara siswa dengan siswa.
 Menjadikan otak sehat dan segar
Ditengah-tengah pembelajaran, guru dapat menyisipkan humor-humor ringan yang menjadikan semua tertawa. Kalau siswa bisa tertawa artinya kita telah membantu menghilangkan sekat-sekat psikologis yang bisa menghambat pembelajaran, seperti malu, takut, tertekan, dan semacamnya. Secara fisik tertawa juga akan mengendorkan otot-otot penting yang berhubungan dengan sel-sel otak. Tertawa bisa menjadikan otak kita segar dan sehat.
Meningkatkan prestasi siswa
Sebanyak apapun informasi pengetahuan yang disampaikan dengan monoton dan menegangkan, tanpa dihiasi dengan rasa humor hanya akan membuat beban bagi siswa, suasana kelasnya akan kurang bergairah, lesu dan tertekan. Kondisi demikian menyebabkan siswa sulit untuk memahami materi yang disampaikan oleh gurunya.
Sedangkan bila proses pembelajaran dapat menghadirkan suasana yang menyenangkan bagi siswa, kelas yang penuh keterbukaan, akrab maka gairah belajar akan lebih tinggi sehingga siswa akan lebih mudah mengingat dan memahami suatu materi pelajaran.
Cara membangun rasa humor
Humor dalam pembelajaran dapat dilakukan guru dengan menggunakan sisipan kata-kata, bahasa, gambar, anekdot, cerita singkat, kartun, karikatur, peristiwa sosial, pengalaman hidup, lelucon atau plesetan yang dapat merangsang terciptanya suasana riang, rileks dan menyenangkan dalam pembelajaran yang mampu menggelitik siswa untuk tertawa.
Namun demikian, sebaiknya humor tidak dilakukan secara kebablasan. Upayakan agar humor-humor yang diciptakan berkaitan dengan materi yang sedang dipalajari, tetapi jika pun tidak, kita bisa melakukan rasionalisasi bagaimana agar humor tersebut berkaitan. Jadi humornya bukan berbentuk lawakan yang terkadang menyangkut pribadi seseorang, politik, sara dan pornografi yang kurang bermanfaat.
Ada beberapa langkah untuk membangun rasa humor :
1.      Sempatkan untuk menonton film humor
2.      Carilah buku yang berisi lelucon untuk kemudian diceritakan kembali kepada siswa
3.      Carilah sisi-sisi pengalaman hidup yang termasuk lucu untuk diceritakan pada siswa
4.      Kumpulkan poster-poster atau kalimat-kalimat lucu
 Waktu yang tepat untuk humor
Hal yang harus diperhatikan bila seorang guru ingin menyelipkan humor yaitu dengan memperhatikan waktu yang tepat. Jangan sampai karena terlalu asyik dengan humornya, kelas justru akan menjadi gaduh, materi tidak tersampaikan dan tujuan pembelajaran tidak tercapai. Waktu yang tepat untuk menggunakan humor dalam pembelajaran dibagi menjadi tiga kesempatan yakni perkenalan awal, saat jeda strategis, dan di akhir sesi pembelajaran.
Oleh karena itu, humor yang dibingkai secara tepat sesuai dengan kondisi kultur dan emosional pembelajar akan menjadi alternatif strategi belajar yang jitu dan sangat menyenangkan demi mewujudkan tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Referensi :
Rudi Hartono. Ragam Mengajar yang Mudah Diterima Murid. Jogjakarta : Diva Press. 2013
http://guraru.org/guruberbagi/menciptakan_suasana_yang_kondusif_dan_menyenangkan_dalam_proses_belajar_mengajar_dengan_humor/
http://media.kompasiana.com/buku/2013/04/05/belajar-mengajar-butuh-humor-bukan-horor–543116.html
http://mengajarmenyenangkan.blogspot.com/2011/12/tips-mengajar-menyenangkan.html

Wednesday, 1 April 2015

SERTIFIKAT PENDIDIK MENJADI SYARAT WAJIB TES CPNS


Salam Bersama Mencerdaskan Bangsa, kali ini Guru_perintis akan berbagi informasi terkait sertifikat pendidik akan dijadikan sebagai syarat wajib dalam mengikuti tes CPNS di tahun 2016.


Menjadi PNS adalah idaman dan dambaan HAMPIR setiap orang. Mungkin ada beberapa alasan kenapa HAMPIR banyak orang berkeinginan dirinya ataupun sanak familinya menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil. Salah satu alasan menjadi seorang PNS adalah supaya kesejahteraan hidup bisa terjamin. 
Namun untuk menjadi PNS itu tidaklah mudah, apalagi bagi yang berprofesi sebagai guru. Untuk menjadi PNS tentunya harus melalui tes CPNS terlebih dulu dan juga harus lolos tes. Selain itu harus mempunyai semua persyaratan yang sudah ditentukan. 
Di tahun-tahun sebelumnya persyaratan yang dibutuhkan untuk melamar tses CPNS khususnya bagi yang ingin menjadi guru salah satunya cukup dengan mempunyai Ijazah S1 dan Akta Mengajar (IV). Akan tetapi semenjak dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Akta IV sudah tidak diberlakukan lagi dan digantikan dengan Sertifikat Pendidik (profesi guru).
Sertifikat Pendidik itulah yang kemudian pada tahun 2016 akan dijadikan sebagai syarat wajib bagi mereka yang ingin mengikuti tes CPNS sebagai tenaga pendidik (guru). Tidak menutup kemungkinan jika ada perekrutan CPNS di tahun 2015 ini persyaratan tersebut sudah diterapkan di beberapa bahkan bisa saja di semua daerah.
Jadi, bagi mereka yang ingin mengikuti tes CPNS sebagai guru pada tahun 2016 mendatang tidak cukup dengan hanya menyandang gelar S.Pd. saja, melainkan harus juga bergelar guru professional (Gr.) dan memiliki Sertifikat Pendidik (profesi guru). 
Gelar Gr. dan Sertifikat Pendidik ini dapat diperoleh dengan menempuh Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang saat ini baru dibuka hanya untuk alumni SM-3T. Sedangkan untuk Program PPG kelas reguler (umum) masih dalam proses. Silahkan rekan-rekan klik PPG Pasca SM-3Tdisitu sudah ada informasi terkait PPG Pasca SM-3T bisa disebut juga PPG Prajabatan.

Mungkin hanya itu saja informasi yang dapat saya berikan terkait Sertifikat Pendidikyang akan dijadikan sebagai syarat wajib dalam perekrutan tenaga pendidik melaluiTes CPNS di tahun 2016.

Sumber : Civiceduppgsm3t.blogspot.com

REKRUTMEN CALON PENDIDIK KE SABAH & MINDANAU 2015

Kabar genbira bagi para lulusan LPTK baik yang sudah maupun belum menjadi guru telah dibuka pendaftaran calon pendidik untuk mendidik anak-anak Indonesia yang ada di SabahJohor Bahru Malaysia, dan Mindanau Filipina. Program ini diselenggarakan oleh Direktorat P2TK Dikdas, yang dimana di tahun 2015 kuota yang dibutuhkan adalah 90 orang pendidik yang terdiri dari 20 orang pendidik PNS dan 70 orang pendidik non PNS DIUTAMAKAN dari LULUSAN PPG PASCA SM-3T.

Syarat Pendaftaran

Tahapan Seleksi 
Seleksi dilakukan dengan 2 tahap: 
Tahap 1 seleksi administrasi
Seleksi pendidik Bukan PNS dilakukan oleh Direktorat P2TK Dikdas bekerjasama dengan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) di 5 LPTK yaitu :

    1.      Universitas Pendidikan Indonesia Bandung (UPI Bandung),
    2.      Universitas Negeri Semarang (UNES),
    3.      Universitas Negeri Surabaya,
    4.      Universitas Negeri Makasar, dan
    5.      Universitas Negeri Medan.
     Setiap LPTK menyeleksi secara administrasi calon pendidik pasca SM3T yang mendaftar dan memilih 45 orang calon pendidik sesuai kriteria untuk diikutkan dalam seleksi pusat. Direktorat P2TK Dikdas akan menyeleksi secara administrasi calon pendidik non SM3T dan PNS yang mendaftar dan memilih 75 orang calon pendidik sesuai kriteria untuk di ikutkan dalam seleksi pusat.

Berkas yang harus dilengkapi:
1. Formulir pendaftaran yang sudah diisi dengan lengkap;
2. Formulir surat ijin orangtua/suami/isteri;
3. Formulir surat pernyataan menjadi pendidik;
4. Formulir surat pernyataan tidak menuntut menjadi PNS;
5. Surat ijin dari kepsek bagi PNS atau surat ijin dari yayasan bagi calon pendidik bukan PNS;
6. Fotocopy ijazah terakhir yang dilegalisir;
7. Fotocopy sertifikat pendidik;
8. Fotocopy KTP;
9. Surat keterangan sehat dari dokter;
10. Surat keterangan bebas narkoba dari dokter/(BNN)/Rumah Sakit Ketergantungan Obat;
11. Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK);
12. Pasphoto berwarna terbaru, berlatar belakang putih ukuran 4x6 dan 3x4 masingmasing 2 lembar (bagi laki-laki memakai pakaian jas dan dasi, bagi wanita memakai pakaian bebas rapi, bagi yang tidak memakai kerudung, telinganya terlihat).
*Berkas nomor 1- 11 rangkap 2
*format no 1-4 didownload di website LPTK yang telah dipilih atau download di (sini)

Tahap 2 seleksi tertulis
Terdiri dari wawancara dan micro teaching oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Setiap LPTK menyiapkan 45 orang calon pendidik dari SM3T bukan PNS untuk di seleksi di tingkat pusat. Direktorat P2TK Dikdas akan menyeleksi secara administrasi calon pendidik non SM3T dan PNS yang mendaftar dan memilih 75 orang calon pendidik sesuai kriteria untuk diikutkan dalam seleksi pusat.

# Panitia tidak menanggung biaya transportasi peserta seleksi. 

Jadwal Rekrutmen dan Seleksi




1. UPI ( bagi pendaftar lulusan PPG pasca SM3T) Gedung : University Center Lt 4
Cp : Drs. Ahmad Kustiwa
HP : 081321460212

2. UNNES ( bagi pendaftar lulusan PPG pasca SM3T)
Gedung :LP3 UNNES, Gedung H, Lt 1, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang
Cp: Agung Wiyanto
HP : 081575148591

3. UNESA ( bagi pendaftar lulusan PPG pasca SM3T)
Gedung: PPPG, Lt 1, Kampus UNESA Lidah Wetan
Cp : Dra. Nun Ida Masyuliia, MM
HP : 081357912321 (Ibu Uli)

4. UNM ( bagi pendaftar lulusan PPG pasca SM3T)
Gedung : P3G UNM, menara Pinisi Wing C, Lt 4, Jl. A.P. Pettarani, Makassar
Cp : Andi Muhammad Irfan
HP : 081242901699

5. UNIMED ( bagi pendaftar lulusan PPG pasca SM3T)
Gedung: Kantor PR I UNIMED, Jl. Willem Iskandar Psr V Medan Estate
Cp : Ngatiman
HP : 081263159825

6. P2TK DIKDAS( bagi pendaftar non lulusan PPG pasca SM3T dan PNS )
Gedung C Lt. 18 Komplek Kemdikbud, Jl. Jenderal Sudirman, Jakarta
Cp: Marista HP: 085761300828

Sumber:  

Guru dan Wirausaha


Menjadi seorang guru adalah sebuah pilihan. Sejak awal kita kuliah di fakultas keguruan dan dapat gelar S.Pd kita sudah berniat untuk menjadi seorang guru. Menjadi guru tidaklah semudah yang dibayangkan, tinggal mengajar dan dapat bayaran besar, itu mungkin salah satu pikiran kita saat mau daftar di fakultas keguruan. Mungkin saja itu juga permintaan dari orang tua kita.
Apapun itu, kita sekarang sudah menjadi seorang guru, entah itu guru honorer maupun sudah PNS. Walaupun perbedaan gajinya bagaikan bumi dan langit, yang penting niat kita ikhlas ingin mengabdikan hidup kita bagi dunia pendidikan. Yakinlah Allah Maha Mengetahui  apa yang kita kerjakan dan tidak ada hal kebaikan yang akan sia-sia. Insya Allah itu akan jadi amal jariyah bagi kita yang pahalanya terus mengalir. Karena sejak awal jalan itu yang kita pilih, jangan pernah menyesal untuk menjadi seorang guru, karena guru adalah pekerjaan yang mulia.
Saya sangat memaklumi ada sebagian besar guru honorer yang mengeluh gajinya kecil, tidak cukup menghidupi keluarga padahal pengabdiannya sudah bertahun-tahun. Saya sendiri juga pernah merasakan hal itu, karena saya sendiri juga guru honorer yang tidak mendapatkan tunjangan apapun kecuali gaji dari sekolahan. Tapi semuanya kembali pada niat kita awal. Kita menjadi guru karena ingin memperoleh hidup yang layak apa ingin mengabdikan ilmu kita.
Dosen saya pernah berkata ” kalau ingin kaya jangan jadi guru tapi jadilah pengusaha”. Dari kata-kata beliau dapat diambil hikmah bahwa  menjadi guru harus disertai niat ikhlas tanpa pamrih dan bukan ajang untuk cari kekayaan ataupun cari gengsi dimasyarakat. Bukannya saya munafik tidak butuh uang, tidak sama sekali.
Uang adalah kebutuhan yang sangat urgen bagi kehidupan. Tapi ada banyak cara untuk mendapatkan rejeki Allah kalau kita mau berusaha dan memanfaatkan peluang yang ada. Bukannya hal yang mustahil jika menjadi guru sambil berwirausaha. Inilah sebenarnya anugerah tersembunyi yang diberikan Allah kepada kita. Disaat orang terdesak akan kebutuhan hidupnya sedangkan dari hasil mengajar sangat tidak mencukupi, maka akan muncul 1001 ide bagaimana cara mendapatkan penghasilan sampingan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Disinilah muncul ide-ide kreatif kita, misalnya membuat bros untuk dijual (pengalaman pribadi nih, hehe), beternak ayam, membuat warung makan, membuka catering, mencoba menulis untuk dikirim di media (masih dalam rencana dan belajar), membuka les, jual beli online yang saat ini sedang banyak diminati dan masih banyak yang lainnya.
Sekedar saran, Anda bisa membaca buku-buku biografi pengusaha sukses seperti Khairul Tanjung, dengan  demikian Anda akan termotivasi untuk berwirausaha. Hitung-hitung bisa mengurangi pengangguran, siapa tau malah bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain. Hebat kan? Kalau tidak terdesak kebutuhan ekonomi apa mau kita bersusah payah merintis usaha? Kita positif thinking aja, kita belum bisa jadi PNS karena kita ingin dididik dan ditempa agar kita menjadi orang yang kreatif.
Janganlah kita  minta dikasihani karena kita sudah mengabdi lama kok ga diangkat-angkat. Sehingga pemerintah merasa guru honorer merepotkan dan akhirnya membatasi guru honorer karena takut menuntut diangkat jadi PNS. Soalnya hal yang tidak mungkin juga kan mengangkat semuanya, butuh proses dikarenakan guru honorer banyak sekali, semua terkait dana APBN. Disini saya bukannya membela pemerintah tapi itu kenyataannya, kita tidak bisa “ngejebne” pemerintah karena honorer sekarang dan dulu sangat berbeda jauh dalam hal kuantitas.  Kita sebagai guru honorer harusnya bisa menunjukkan wibawa kita dengan memperlihatkan skill kita, loyalitas kita dan kemandirian kita agar kita tidak diremehkan lagi dan orang bisa melihat kita bukan dengan pandangan memelas/mesakne tapi bangga dengan kita.
Sebuah pelajaran dapat kita ambil dari Bu Een, seorang guru yang terus mengabdikan ilmunya walaupun kondisinya lumpuh. Beliau tetap semangat mengajar dalam keterbatasan yang dimilikinya. Beliau senang kalau anak-anak jadi pintar dan semangat dalam belajar. Semangat itulah yang seharusnya kita contoh dan kita ikuti. Buah dari keikhlasan dan pengabdiannya, Bu Een akhirnya bisa mewujudkan impiannya yaitu pergi ke istana negara. Bahkan didampingi oleh Bapak SBY serta petinggi-petinggi negara lainnya. Kita sebagai guru bangga juga kan terhadap Beliau?
Jadi sekali lagi saya ungkapkan, tidak ada hal kebaikan yang kita lakukan akan sia-sia. Semua ada balasannya, pahala sudah pasti, amal jariyah yang akan terus mengalir, kepuasan kita saat melihat anak didik kita menjadi anak yang pintar dan sukses, rejeki yang barokah, dan insya Allah kebaikan akan mengiringi setiap langkah kita. Amiin,,,,

( by: Diannita / Ratna Dewi )