Categories

Showing posts with label PENGALAMAN. Show all posts
Showing posts with label PENGALAMAN. Show all posts

Tuesday, 7 April 2015

EKSPEDISI DANAU HABEMA, KABUPATEN JAYAWIJAYA




Salam kenal kawan,…

Kali ini aku akan berbagi pengalaman saat liburan di Danau Habema yang ada di kota kecil di pegunungan tengah Papua tepatnya di kota Wamena, Jayawijaya.
Pagi itu ...sabtu, 7 Juni 2014…aku bertemu mas Agung SM3T UM dan Udin SM3T Unnesa di masjid wamena, ya biasalah karena di wamena tidak punya tempat tinggal tetap jadi tidur bisa di masjid dan kadang di sekolah teman..hee… nah saat itulah aq tanya mereka mau kemana kok pada persiapan gitu…eh ternyata pada mau ke Danau Habema dengan kawan  - kawan Universitas Negeri Malang. Pada saat itulah aq ditawari untuk ikut berwisata, tanpa berpikir panjang aku langsung mengiyakan, karena sudah lama sekali sejak datang di wamena merencanakan kesana tapi belum terlaksana..wuuhh…begituu gembiranya aku….
“Mas Agung bilang “ Tapi harus konfirmasi dulu sama ketua rombongan sebut saja  mas drajad SM3T UM, takutnya kuota di mobil sudah penuh.  Setelah konfirmasi ternyata masih ada kuota tersisa…dan aq senang sekali..hee..
Aku pun langsung bergegas untuk persiapan, kembali kerumah mengambil perlengkapan terutama jaket dan kamera. Padahal kondisi kesehatan aku belum fit karena habis perjalanan dari Kabupaten Lannyjaya…..
Kembalinya dirumah aku ijin sama bu Tri dan Pak Sur…singkat cerita : karena beliaulah yang menolong kami dari kawan Unnes yang tak punya tempat tinggal bisa tidur nyaman di tanah rantau Papua. Mungkin ada seminggu lebih kami terkatung – katung harus tinggal dimana karena rumah yang biasa kami tinggali digunakan untuk acara duka hampir 2 mingguan lebih. Disanalah sebelum kembali ke Kabupaten yahukimo kami bertempat tinggal. Sungguh luar biasa jiwa beliau yang menolong kami karena tak hanya tempat tinggal, makanpun diberikan tanpa meminta imbalan apapun...…setidaknya sebulan lebih kami tinggal, persisnya sebelum puasa ramadhan dan sampai perayaan Idul Fitri….semoga Allah membalas segala kebaikan Beliau dan di mudahkan segala urusannya..amin..
Kembali ke topik awal….setelah meminta ijin kemudian aku diantar sama mas Barok untuk menuju ke sekolah Yapis wamena.  Aku bertemu dengan kawan – kawan baru lagi dari SM3T UM yang sebelumnya belum kenal menjadi saling kenal…disitulah aq tambah bersemangat …..selalu ada kawan dimana bumi di pijak..heee…
Setelah berkumpul semua, kami langsung cap cus naik mobil strada yang ada di depan kami untuk menuju Danau habema…
Petualanganpun segera di mulai..hee…jarak yang kami tempuh kira – kira 2 jam.  Di situ kami sambil bersendau gurau dan bernyanyi ria saat perjalanan, keakrabanpun semakin terjalin….
Perjalanan pertama akan melewati beberapa desa….kemudian jalanan hutan yang menanjak., perlu mobil yang norma seperti strada untuk menuju Habema, karena jalan yang banyak tanjakan dan jurang…kalau mobil biasa bisa tidak kuat dan akan mundur kebelakang…hutan yang aku lihat sepanjang perjalanan sudah mulai dirusak oleh masyarakat setempat untuk sekedar di jual kayunya kekota sebagai penghasilan mereka sehari - hari. Tak terasa sudah hampir sampai ke danau Habema setelah pemandangan demi pemandangan menelusuri hutan papua kami jalani.  Akhirnya sampai juga di Danau Habema di puncak Trikora pegunungan Jayawijaya..hee..

Pemandangan danau yang sangat indah, dipadukan kondisi alam sekitar yang seperti gurun, dan bebatuan dimana puncak gunung es satu- satunya di Indonesia yaitu Puncak Trikora bisa terlihat jelas dari Danu Habema.

“Menurut informasi yang saya baca” Danau dengan luas 224.35 ha dengan keliling sepanjang 9.79Km berada di ketingian 3225mdpl. Danau tertinggi di Indonesia ini diambil dari nama seoang perwira Belanda yang bernama Letna Habema. Dia bertugas untuk mengawasi detasemen militer pada ekspedisi Lorentz tahun 1909. Ekspedisi ini bertujuan untuk mendaki Gunung Trikora.
Dari pinggir danau, mata bisa luas dan sepuasnya memandang. Dari sini kita bisa melihat puncak Gunung Trikora 4.750 meter  adalah salah satu puncak dari pegunungan Jayawijaya. Gunung ini menjadi yang ketiga tertingi di Indonesia setelah puncak jaya dan mandala.
Setelah kami turun dari mobil, segera berfoto – foto untuk mengabadikan segala moment yang ada… kamipun menuju danau dengan berjalan kaki. Dari jalan raya menuju Danau Habema bisa dicapai kurang lebih 10 menit dengan berjalan kaki. Kondisi tanah yang gambut dan lembek membuat kami terkadang terjebak dalam lumpur dan kaki bisa masuk dalam lumpur sampai separo..jadi kami harus selalu berhati – hati saat berjalan kaki. Tak lama kemudian sampailah di danau Habema…sungguh luar biasa kami semua bisa menikmati indahnya alam Papua melalui danau habema ini….dari dekat akan terlihat lebih detail dan bagus…

Melihat kejernihan danau, kami langsung terpikat untuk masuk kedalam air, sekedar berfoto dan berendam..hee..biarpun terkadang kami takut karena tak sembarangan orang boleh masuk kedalam air disana..kami sangat beruntung karena tidak ada yang menjaga, sehingga sangat leluasa untuk bermain di dalam air….
Setelah puas berfoto – foto kamipun segera kembali pulang ke kota Wamena lagi ..biaya ke Danau habema kira - kira sekitar 250 ribu per orang dari 12 anggota yang ikut….mungkin hanya itu yang dapat saya bagikan..semoga bermanfaat untuk indahnya berbagi pengalaman…..


Sunday, 29 March 2015

SM3T MembawaKu ke Papua


distrik kurima
Merantau bukan pengalaman pertama dalam kehidupan saya, itulah mengapa saya yakin ikut program SM3T yang di selenggarakan oleh Dikti lewat LPTK Unnes Semarang. Awalnya sulit menyakinkan kedua orang tua, karena saya pernah gagal merantau di tanah Kalimantan Selatan. “Tidak usah to le, nanti seperti yang dulu ga’ krasan terus jual motor untuk pulang” ibu saya berkata demikian, tetapi tekat merantau saya sudah bulat. Saya berkata pada ibu” ini kan program Dikti to bu, jadi ada jaminan dan gaji yang tetap dan juga semua biaya pulang pergi di tanggung serta dapat bonus PPG bu”. Kami terus berdialog dan saya berusaha menyakinkan kedua orang tua. Perlu di maklumi bahwa saya adalah anak tunggal makanya ibu sangat khawatir jauh dari saya. Keyakinan saya yang menggebu – gebu meluluhkan hati bapak dan ibu, dan akhirnya saya di ijinkan untuk ikut SM3T. Alhamdulillah saya berkata dalam hati, rasanya senang sekali bisa berpetualang lagi biarpun tak tahu nanti ditempatkan dimana.
Pendaftaran on line sudah saya lakukan dan akhirnya saya lolos dalam seleksi tahap satu yaitu tes administrasi, ucap syukur selalu terucap dalam mulut saya. Selanjutnya tes tahap dua yaitu tes on line di laboraturium Unnes, disana saya ketemu dengan kawan – kawan dari kampus UKSW Salatiga yang juga ikut seleksi dan Alhamdulillah saya lolos lagi. Saat yang di nantikan adalah tes tahap tiga sekaligus tes penentu yaitu tes psikotes dan wawancara. Lagi –lagi saya ucapkan Alhamdulillah karena saya lolos tes tahap akhir dan saya keterima sebagai peserta prakondisi dan siap untuk di berangkatkan di tempat tugas.
prakondisi sm3t
Diluar dugaan bahwa kegiatan prakondisi dilaksanakan di kota Salatiga, dimana kota tempat saya kuliah di Universitas Kristen Satya Wacana. Ini merupakan Suatu kehormatan bahwa peserta SM3T dari berbagai kampus bisa datang di kota Salatiga, kota yang dingin dan banyak kenangan bagi saya. Tepatnya tanggal 1 - 12 Agustus 2013 dilaksanakan prakondisi sebelum diberangkatkan ke tempat tugas, dimana peserta ditempa berbagai keahlian sesuai bidang study dan ketrampilan – ketrampilan lain sesuai daerah penempatan. Ada yang selalu saya dan teman-  teman nantikan saat prakondisi yaitu pengumuman dimana kami akan di tugaskan. Pada hari kedelapan prakondisi tepatnya pagi hari, barulah ada pengumuman yang ditempel di depan aula. Hati ini terasa berdetak kencang saat mengetahui hal itu, dan akhirnya saya melihat pengumuman, tak di sangka saya ditempatkan ditempat yang angkatan 1 dan 2 belum pernah ditugaskan disana yaitu papua, tepatnya di Kabupaten Yahukimo. Setelah pengumuman, teman sekamar pun sudah tahu bahwa saya ditempatkan di papua, dan ada 4 teman lainnya sebut saja Juned, Viktor, Zaenal, dan Candra yang sekamar dan ditempatkan di Papua. Entah kenapa kami yang ditempatkan di Papua selalu menjadi bahan ejekan, seperti menakuti kami kalau disana semua barang mahal, gaji bisa habis, orangnya primitive, dan lain sebagainya. Padahal kami yang ditempatkan di Papua membutuhkan support atau dukungan dari lingkungan keluarga dan teman – teman. Tak hanya teman – teman saja, tetapi banyak godaan sebelum berangkat ke Papua seperti  saat dirumahpun ada keluarga dari  Ayah yang mengingatkan kalau tidak usah dilanjutkan dan di suruh untuk cari kerja yang lain saja, tapi saya yakin dan mantab, bahwa saya bisa untuk berjuang mencerdaskan anak didik di Papua dan bisa bertahan di bumi Papua dengan segala resiko yang ada.
bandara sentani jayapura
Pada tanggal 25 Agustus 2013 saya diberangkatkan ke Papua bersama teman – teman angkatan tiga dengan membawa tekat yang berapi – api untuk berjuang mencerdaskan bangsa Indonesia di bagian Timur. Melalui kampus Unnes pada pagi hari saya berangkat menggunakan bus menuju Jakarta, sekitar waktu magrib saya sampai di bandara Soekarno – Hatta. Penerbangan dengan Lion Air di mulai pukul 23.00 dan sampai di bandara Sentani, Jayapura sekitar pukul 06.00 waktu Indonesia Timur. Setibanya di sentani saya terkejut bahwa keadaan bandara yang terbilang kecil untuk setingkat Propinsi dan minim fasilitas serta melihat kebiasaan orang – orang asli Papua yang mengunyah pinang membuat saya geli dan risi. Karena pesawat menuju Dekai, Yahukimo delay maka penerbangan ditunda dan dilanjutkan besuk pagi. Pada keesokan harinya saya terbang dengan pesawat Trigana Air menuju Yahukimo, taka lama kemudian sekitar 45 menit sampailah di kota Dekai, Kabupaten Yahukimo tempat dimana saya akan mengabdi Selama satu tahun.
distrik kurima
Kurima merupakan bagian distrik dari kabupaten Yahukimo yang letaknya berdekatan dengan kota Wamena kabupaten Jayawijaya. Disinilah kami bersebelas orang memulai pengabdian menjadi guru SM3T, setelah diberangkatkan pada tanggal 3 Januari 2014 melalui penantian yang panjang karena kurang lebih ada tiga bulan lamanya saya menunggu kepastian sambil mengabdi di SD Metanoya. Setibanya di wamena saya kagum melihat kemajuan kota wamena dari segi infrastruktur jalan maupun kendaraan yang sangat banyak, padahal jalan menuju Wamena hanya bisa di lalui lewat udara.  Kondisi cuaca di wamena sangat dingin karena diapit oleh pegunungan serta hembusan angin kurima yang selalu datang ke kota.
Bapak pengawas yang mengantar kami mengatur penempatan dan serah terima untuk mengajar di sekolah – sekolah yang ada di Distrik Kurima. Hari pertama kami survey tempat serta koordinasi lapangan dengan kepala sekolah, setelah itu membuat keputusan kapan kegiatan resmi untuk serah terima kami ke sekolah – sekolah yang telah ditentukan. Tibalah hari serah terima kami, yang di hadiri oleh guru – guru mulai dari SD sampai SMA. Tata acara pun dimulai dari sambutan sampai penutup acara, dan akhirnya masing – masing kepala sekolah atau yang mewakili membawa kami untuk melihat sekolah  masing – masing serta mengatur kapan mulai masuk mengajar di sekolah. Tapi masih ada masalah mengenai bagaimana kami menginap nanti, karena pada umumnya ada rumah tapi tidak ada fasilitasnya, sedangkan dinas terkait tidak memberikan bantuan kepada sekolah untuk memberikan fasilitas minimal perabot alat memasak. Secara kebetulan untuk penempatan di SD menawari kami untuk tinggal di sana, dan sudah ada fasilitas perabot alat masak serta alat tidur biarpun minim, sehingga kami hanya menambah beberapa kekurangan yang ada. Jadi kami bertujuh dari SM3T Unnes bertempat tinggal di perumahan SD YPK Polimo, adapun yang 4 orang dari UNIMED menginap di perumahan SMP Kurima.
sungai distrik kurima
Saya bertugas di SD YPK Polimo yang terletak di antara 2 bukit dan di pinggir sungai Baliem yang berada di kampung Heme Distrik Kurima. Sekolah berada tepat terletak di ibu kota kecamatan/ Distrik Kurima. SD YPK Polimo hanya memiliki 97 siswa yang terbagi dalam enam  kelas  yaitu kelas I, II, III, IV , V dan VI. Sekolah ini  didirikan pada  tahun 1970. SD YPK Polimo  memiliki pendidik dan karyawan sejumlah 14 orang, jumlah tersebut terdiri dari 12 orang PNS dan 2 orang GTT. Jumlah guru pada sekolah ini terbilang cukup.
Kondisi gedung sekolah masih tergolong baik. Sekolah memiliki 6 ruang belajar dan 1 ruang kantor dan ruang kepala sekolah. Jumlah rombel yang ada adalah 6 rombel. Alat peraga, media,  dan buku pelajaran  sangat kurang. Kurangnya buku pelajaran itu yang mempengaruhi terhambatnya kegiatan belajar mengajar.
Sebagian besar siswa SD YPK Polimo kurang disiplin dalam hal berpaikaian. Banyak siswa yang tidak memiliki pakaian seragam lengkap, seperti sepatu, ikat pinggang, dan atribut yang lain. Siswa tidak terbiasa mandi saat berangkat sekolah karena daerah yang dingin. Prestasi belajar siswa juga masih tergolong rendah, wawasan siswa sangat sempit, mereka cenderung cepat lupa, mudah bosan dan mudah capek. Daya serap siswa akan pelajaran tergolong kurang karena siswa hanya belajar di sekolah saja, sepulang sekolah siswa membantu orang tua bekerja di kebun, dan pada malam harinya mereka tidak bisa belajar karena sudah capek dan juga tidak ada listrik.
guru distrik kurima
Sebagian besar guru terlambat saat datang ke sekolah karena sebagian besar guru tinggal di kota Wamena. Jarak yang di tempuh guru sampai ke sekolah rata – rata 28 Km, kurang lebih hampir satu jam dengan modal transportasi taxi berupa mobil kijang atau pix up yang diberi box. Biaya untuk pulang pergi dari sekolah kekota bisa menghabiskan uang 50 - 75 ribu perhari, sehingga banyak sebagian guru yang berpikir ulang untuk masuk rutin tiap hari kerja. Selain itu, tantangan yang di hadapi guru yaitu harus melawati sungai yetni yang sering banjir dan dapat membahayakan nyawa. Jadi dengan alasan itulah kondisi pendidikan di dsitrik kurima secara umum masih jauh dari harapan. Saya hanya berharap bahwa suatu saat perjuangan saya dan teman – teman sekarang membawa manfaat bagi kemajuan dalam bidang pendidikan di tanah Papua khususnya di daerah penempatan saya. Itulah goresan tinta pengalaman yang dapat saya bagikan, semoga bermanfaat, Amiin.

By : Hadi Siswanto, S.Pd
Pengalaman Pribadi

Monday, 16 March 2015

Wisata Bukit dan Air Terjun Hitigima, Jayawijaya


Liburan telah tiba….itulah ungkapan rasa senang yang kita ungkapkan. Pada hari kamis 8 januari 2014, dimana teman – teman dari SM3T Unimed datang ke Wamena, kabupaten Jayawijaya untuk berwisata.  Rencana demi rencanapun sudah terjadwal, sungguh luar biasa…mereka pun mengajak kami, tetapi hanya aku yang bersedia, karena kapan lagi bisa melewatkan suatu kebersamaan dan menikmati keindahan alam Pegunungan tengah Papua. Petualanganpun dimulai, pada pukul 15.00 WIT kami berangkat dengan porsonil kurang lebih 15 orang menuju Hitigima. Dengan dipandu oleh kawan dari SM3T Unmul asal medan sebut saja Iren, kami berjalan kaki dari Potikelek sampai ke pasar Woma untuk naik Taxi atau angkutan menuju Hitigima. Sebenarnya ada alat transportasi seperti becak atau ojek menuju pasar Woma, tetapi kawan – kawan lebih memilih jalan kaki, karena jaraknya tidak begitu jauh.
Akhirnya dapat 1 angkutan dan dicarter dengan rincian dana per orang 15 – 20 ribu untuk sekali jalan. Perjalananpun dimulai, dimana bukit – bukit selalu mengiringi di setiap sudut jalan menuju Hitigima. Tak lama sekitar 20 menit sampai di sekolah penempatan kawan dari Unmul yaitu Kadir dan Ferdinan tepatnya SD YPPK Hitigima. Begitu tiba di SD pada pukul 16.00 WIT kamipun istirahat sejenak dan berfoto ria, kemudian bersiap untuk naik bukit Hitigima. Jalan setapak demi setapak kami lalui dan melihat sekeliling rumah warga dan segala aktifitasnya seperti berkebun, berburu dan mengambil air di sungai. Perjalananpun begitu menanjak dan medannya cukup membuat lelah, biarpun tak seberat menaiki puncak gunung.
Setelah berjalan kaki sekitar 1 jam lebih sampailah di atas  bukit, tetapi  saat kawan – kawan masih menuju keatas bukit yang paling tinggi lagi, aku dan 2 kawan yang lain tidak melanjutkan karena aku merasa di sinilah pemandangan yang paling bagus.  Jrenggg….inilah saatnya berfoto ..haaa…silahkan di saksikan sendiri bagaimana kedahsyatan alam Papua melalui dokumentasiku.









Pada hari berikutnya yaitu 9 Januari 2014, kami melanjutkan petualangan kami, dengan di pandu bang Kadir dkk…tapi sungguh luar biasa, pagi hari kami diberikan sarapan pagi oleh kawan – kawan dari Unmul, terima kasih Iren ma Lian….sungguh kebersamaan itu sangatlah indah untuk di rasakan dan di kenang.
Sebelum berangkat untuk menuju air terjun, kamipun membantu untuk mengambil air dan mencuci piring sekalian untuk melihat keindahan sungai Hitigima yang jernih dan berbatu. Nah inilah hasil jepretennya….silahkan dilihat kenarsisan kami….heee


Pada pukul 10.00 WIT petualanganpun berlanjut, seakan tubuh ini punya kekuatan super karena begitu semangatnya untuk mengabadikan setiap moment..heee…maklum orang narsiss…
Perjalanan diperkirakan akan ditempuh sekitar 2 jam untuk sampai di air terjun desa Air Garam. Sungguh luar biasa pemandangan selalu mengiringi perjalanan demi perjalanan. Penyakit narsispun mulai timbul saat melihat batu yang sangat besar….aku dan lisda seolah berlomba untuk sampai duluan kebatu tersebut….dan brakkk….terjadilah sebuah inseden yang tak pernah kulupakan sampai sekarang, sebab kakinya lisda terkilir saat lompat ketanah, saat itulah aq merasa sedih dan bersalah..heee..tapi semangat tak boleh menyerah., walaupun kaki terkilir dan jalanpun semakin lambat, kamipun selalu setia menunggu…bak ibarat perjuangan film 5 cm…wah andai saja di filmkan….he..ngayal dikit..inilah kondisi terakhir kami saat narsis dalam perjalanan menuju air terjun…


Saat dinanti telah tiba….kami sudah berada di perkampungan Air Garam, dan masih harus melewati ladang, hutan dan sungai…penduduk lokalpun mulai banyak kami temui..ada yang berkebun, mencuci hasil kebun seperti ubi dll,..tak lupa babi atau “wam” sebutan orang Papua juga berkeliaran di sungai..jadi hati2 ya kalau lewat sungai..hee…jalanpun di penuhi ranjau darat alias tai babi….haaa..itulah Papua…jrengg..jrengg….ternyata sudah tiba di air garam yang terkenal asinnya..namanya juga air garam pasti asinlah..hee..tapi kok bisa ya ada sumber di pegunungan seperti itu..??..itulah misteri..dan keatas sedikit sudah sampai air terjun yang fenomenal…biarpun tidak tinggi tapi sungguh puas dan bersyukur bisa menginjakkan kaki sampai sejauh ini….dan tak lupa selalu bersyukur ..Alhamdulillahirrobil’alamin….


Setelah puas berfoto dan bermain air, kamipun pulang untuk kembali ke bescamp di SD YPPK Hitigima. Dan hidanganpun sudah disajikan teman – teman dari Unmul..sungguh kami tamu yang beruntung..hee..sebelum pulang kami berpamitan untuk kembali ke kota Wamena untuk beristirahat dan memulai merencanakan lagi jadwal selanjutnya..hee..kami berfoto bersama untuk mengabadikan pertemuan kami yang mungkin sulit untuk di ulang tapi akan mudah untuk di kenang..heee..inilah personil yang terdiri dari SM3T UNNES, UNIMED dan UNMUL…semoga catatan kecil ini bermanfaat..dan mohon maaf apabila dalam menyajikan kata kurang berkenan..Salam SM3T…!!